Tangkal Radikalisme Lewat Pagelaran Wayang
M0219026 Dimas Ragil Santoso Putra P Mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas MIPA 


Radikalisme adalah istilah yang digunakan pada abad ke-18 untuk mendukung gerakan radikal. Gerakan ini bertujuan untuk meminta reformasi sistem pemilihan secara radikal. Pada abad ke-19 makna istilah radikal di Britania Raya dan Eropa daratan berubah menjadi ideologi liberal yang progresif. Radikalisme bisa membawa dampak yang buruk bagi suatu warga negara dikarenakan rakyat tersebut tidak bisa menerima apa yang pemerintah tetapkan. Oleh karena itu banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh para ahli baik dalam negeri maupun luar negeri yang bekerja sama agar warga negara tidak melakukan dan mendukung paham gerakan radikal ini. Meskipun paham radikalisme di Indonesia sudah mulai banyak,harus terdapat upaya yang dapat dilakukan oleh semua pihak. Jadi semua pihak dapat melakukan upaya yang disarankan tersebut. Selain itu peran sebuah lembaga pendidikan guna menyokong dan menperbaiki akhlak calon penerus bangsa sangat dianjurkan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret adalah dengan mengadakan Pagelaran Wayang Guna Menangkal Radikalisme yang dirancangkan oleh Fakultas Ekonomi Dan Bisnis .

Pagelaran Wayang ini bertujuan untuk menambah wawasan budaya tentang keanekaragaman budaya Indonesia serta untuk menjadi upaya menangkal radikalisme. Budaya yang beranekaragam di Indonesia bisa menjadi pilar atau benteng untuk menangkal dan mencegah meroketnya radikalisme. Selain itu,pagelaran wayang ini bertujuan juga untuk menambah kecintaan terhadap warisan budaya Negara Indonesia yang sudah diakui oleh dunia.

Pagelaran wayang yang diadakan di pelataran gedung Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sebelas Maret ini menggunakan filosofi cerita "Wisanggeni Lair". Hal ini sangat berkaitan erat dengan masalah jati diri bangsa ini. Wisanggeni yang diceritakan sebagai penyelamat ini dapat kita ambil maknanya yaitu pentingnya jati diri bangsa yang baik. Acara ini sangat perlu dilakukan karena menurut sumber dari berbagai informasi,sudah banyak dosen dan mahasiswa yang terpapar radikalisme. Selain itu,perlu diketahui bahwa di Indonesia sendiri sudah banyak rakyat yang tidak sadar telah terkena paparan radikalisme tersebut. Oleh karena itu perlu adanya sinkronisasi antara lembaga pemerintah dan masyarakat untuk menambah wawasan budaya guna menangkal paham radikalisme. Salah satunya yaitu dengan pagelaran wayang ini. 

Universitas Sebelas Maret perlu lebih menanamkan rasa nasionalisme kepada para dosen maupun mahasiswa melalui seminar kebangsaan yang dapat menumbuhkan rasa patriotisme. Hal ini bertujuan guna mewujudkan upaya Universitas Sebelas Maret sebagai banteng Pancasila. Tidak hanya itu,radikalisme yang telah terjadi di Indonesia patut untuk dihilangkan dengan cara menanamkan akhlak dan budi pekerti yang luhur. Peran berbagai keanekaragaman budaya di Indonesia juga merupakan hal yang tidak bisa kita anggap remeh dan dipandang sebelah mata. Sebagai rakyat Indonesia dan sebagai rakyat yang cinta Indonesia sudah sepatutnya radikalisme itu musnah. Banyak peran dari lembaga pendidikan yang harus ikut serta membangun negeri ini. Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu kampus yang menjunjung nilai-nilai kebudayaan sudah seharusnya lebih menekankan pentingnya nasionalisme dan buruknya radikalisme. Peran dan upaya mahasiswa serta dosen juga sangat diperlukan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang bebas dari paham radikalisme.

Oleh karena itu diperlukan landasan awal untuk mengurangi dampak dari radikalisme yang telah ada di Indonesia ini. Salah satunya dengan menanamkan dan mengenalkan pentingnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu upaya untuk mencegah masuknya paham radikalisme lebih banyak lagi diperlukan peran dan upaya dari seluruh golongan masyarakat Indonesia. Dengan menyebarkan dan mengenalkan arti penting dari budaya-budaya yang berada di Indonesia merupakan awal yang tepat untuk memulai dan memenuhi negara Indonesia tanpa radikalisme.